Rabu, 26 Desember 2012

makalah BK

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu mata kuliah yang tidak kalah pentingnya[H1]  dengan mata kuliah lainnya yaitu bimbingan dan konseling karena dalam mata kulian tersebut menyajikan berbagai prinsip fundamental yang berkaitan dengan sistem dan metode bimbingan bagi anak didik. Dari situ kita dapat menemukan salah satu fungsi dari bimbingan dan konseling yaitu mengetahui kelebihan dan kelemahan anak didik serta menemukan berbagai solusi pemecahan masalah yang dihdapi oleh anak didik.
Bimbingan dan konseling juga proses pemberian bantuan, terutama dari aspek psikolog oleh seorang ahli yang diberikan kepada peserta didik dalam memahami dirinya, lingkungannya, serta memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep diri yang dituntut lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sebagai awal dari semua itu, memahami konsep dasar bimbingan dan konseling merupakan hal yang urgent, untuk itu makalah ini akan membahas tentang konsep dasar bimbingan dan konseling.

B.     Rumusan Masalah
[H2] 
1.      Bagaimana sejarah dan latar belakang bimbingan dan konseling?
2.      Apa pengertian bimbingan dan konseling?
3.      Apa tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling ?

C.    Tujuan
1.      Dapat mengetahui sejarah dan latar belakang bimbingan dan konseling
2.      Dapat mengetahui pengertian dari bimbingan dan konseling
3.      Dapat mengetahui tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah dan Latar Belakang Bimbingan dan Konseling
Program bimbingan di mulai [H3] pada permulan abad ke- 20 di Amerika, yang di tandai dengan didirikannya suatu “Vocatrional Burcau” tahun 1908 oleh Frank Person, tokoh yang memperkenalkan bimbingan pertama sekali,sehingga mendapat julukan “The Father of Guidance”.Melalui biro tersebut frank person menekankan pentingnya setiap indifidu diberikan pertolongan agar mereka dapat mengenal dan memehami berbagai kesulitan dan kelemahan yang ada pada dirinya dengan tujuan agar dapat digunakan intelegen dalam memilih pekerjaan yang tepat bagi dirinya
Menurut Athur E.Traxler and Robert D. North,dalam bukunya yang berjudul:”Teehniques og Guidance”,terdapat beberapa kejadian penting yang mewarnai sejarah bimbingan diantaranya:

1.      Pada akhir abad  ke-19 dan awal abad ke-20,timbullah suatu gerakan yang menitik beratkan pada kesejahteraan manusia dan kondisi sosialnya.
2.      Agama
3.      Aliran kesehatan mental kemanusiaan (mental hygiene)
4.      Perubahan dalam masyarakat
5.      Gerakan mengenal siswa secara indifidu.
Dalam defenisi teknis dan modern, maka sejarah konseling dapat dikatakan belum lama, terjadi.Peristiwa-peristiwa tertentu sebagai rangkaian dari sejarah konseling, secara kronologis dikemukakan oleh Hendri Borrow,dalam bukunya yang berjudul”Man in a word of work”, dibagi kedalam  tiga periode, adalah sebagai berikut:
1.      Periode formitif
2.      Periode perintis
3.      Periode perkembangan

Faktor – faktor pendorong perkembangan konseling sekolah secara umum di Indonesia sehingga maju cukup pesat adalah:
1.      pada diri individu
2.      pada kondisi luar individu, terutama masa remaja.
Konseling sebagai salah satu upaya profisional,merupakan kegiatan yang berdimensi banyak.Jika dilihat dari larat belakangnya,konseling muncul karena adanya sejumlah pertanyaan yang harus dijawab individu dan untuk itu diperlu bantuan profisional.Jika dilihat ekstitasinya,konseling merupakan salah satu bantuan profisionalyang sejajar dengan ,misalnya,psiatris,psikotrapi,kedokteran dan pentyuluhan social.Dilihat kedudukanya dalam proses keseluruhan bimbingan,konseling merupakan bagian intergral atau teknik andalan dari bimbingan dan disinilah para pakar lazim menggabungkannya menyadi “Bimbingan dan Konseling”.[1]

B.     Pengertian Bimbingan dan Konseling
v  Pengertian bimbingan
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance” yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer dan stone (1966: 3)mengemukakan bahwa guidance berasal dari kata “to guide” yang mempunyai arti “menunjukan, mengarahkan, menentukan, mengatur atau menemudikan”.[2]
Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s Book of Education 1955, yang menyatakan:
Guidance is process of helping individual through their own effort to discover and develop their potentialities both for personal happiness and social usefulness. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usaha sendiri untuk menentukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
[3]
v  Pengertian Konseling
Konseling sebenarnya merupakan salah satu teknik atau layanan di dalam bimbingan, tetapi teknik atau layanan ini sangat istimewa karena sifatnya yang lentur atau fleksibel dan komprehensif.
   Konseling bisa berarti kontak atau hubungan timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-noama yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.[4]

C.    Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling
1.      Tujuan Bimbingan dan Konseling
tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan, sebagaiman dinyatakan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 2003 (UU No. 20/2003), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memilikki kemampuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan rohani, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Depdikbud 2004: 5).
Dalam rangka menjawab tantangan kehidupan masa depan, yaitu adanya relevansi program pendidikan dengan tuntutan dunia kerja atau adanya “link and match” (kaitan dan padanan), maka secara umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu siswa mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan karir yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Secara husus pelayanana bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi-sosial, belajar dan karier. Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karirdimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.[5]
2.      Fungsi Bimbingan dan Konseling
1.      Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.
2.      Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat, serta menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangannya.
3.      Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan, yaitu upaya untuk mengatasi permasalahan melalui bimbingan dan konseling.
4.      Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya beberapa potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap, dan berkelanjutan.
5.      Fungsi Advokasi, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pembelaan (advokasi) terhadap peserta didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal.[6]
3.      Asas-asas bimbingan dan konseling
Asas-asas bimbingan dan konseling yaitu:
a.       Kerahasiaan
Yaitu segala sesuatu yang dibicarakan peserta didik kepada guru pembimbing tidak boleh disampaikan kepada orang lain.
b.      Kesuka relaan
Yaitu pelaksanaan bimbingan dan konseling berlangsung atas dasar kesuka relaan dari kedua belah pihak.
c.       Keterbukaan
Yaitu jika peserta didik yang bermasalah mau menyampaikan masalah yang dihadapi kepada guru pembimbing dan guru tersebut bersedia membantunya.
d.      Kekinian
Yaitu masalah yang ditangani bimbingan dan konseling itu masalah sekarang walaupun ada kaitannya dengan masalah yang lampau dan yang akan datang.
e.       Kemandirian
Bimbingan dan konseling membantu peserta didik agar dapat mandiri dan tidak bergantung kepada pembimbing dan orang lain.
f.       Kegiatan
Bimbingan dan konseling harus dapat membantu membangkitkan peserta didik untuk melakukan kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
g.      Kedinamisan
Bimbingan dan konseling hendaknya dapat membantu peserta didik mengalami perubahan yang lebih baik dan mampu memperbaharui dirinya.
h.      Keterpaduan
Bimbingan dan konseling hendaknya dapat memadukan berbagai aspek kepribadian peserta didik dan proses layanan yang dilakukan.
i.        Kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling harus sesuai dengan norma yang berlaku, baik norma agama, adat, hukum, negara, ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari.
j.        Keahlian
Bimbingan dan konseling merupakan layanan profesional yang harus dilakukan oleh tenaga profesional atau ahli yang khusus dididik untuk melakukan tugas ini.
k.      Alih tangan
Bila uasaha bimbingan dan konseling talah dilakukan secara optimal, tetapi belum berhasil atau masalahnya diluar kewewenangannya, maka penanganannya dapat di alih tangankan kepada pihak lain yang berwenang.
l.        Tut Wuri Handayani
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan adanya pada saat klien mengalami maslaah dan menghadapkannya kepada konselor atau guru pembimbing saja. Kegiatan bimbingan dan konseling harus senantiasa diikuti secara terus menerus dan aktif sampai sejauh mana klien telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[7]

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling ditujukan untuk membimbing dan mengarahkan individu melalui usahanya sendiri untuk menentukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kegahagiaan pribadi serta bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya secara optima/sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
[H4] 
DAFTAR PUSTAKA

Salahudin, Anas M. Pd. Drs., Bimbingan dan Konseling, CV Pustaka Setia, Bandung, 2010.
Ketut Sukardi, Dewa MBA. MM. Drs., Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2008
Thohirin M. Pd. Drs., Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta, PT Raja Gravindo, 2011
Juntika Nurihsan, Ahmad dan Akur Sudianto, Managemen bimbingan dan Konseling di SMA, Jakarta, PT. Grasindo Anggota IKAPI, 2005
 Amin, Samsul Munir M.A. Drs., Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta, AMZAH, 2010













[1] http://bungaloveme.blogspot.com/2010/06/sejarah-dan-latar-belakang-bimbingan.html
[2] Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, CV Pustaka Setia, Bandung, 2010 (hlm 13)
[3] http://www.anakciremai.com/2008/11/makalah-ilmu-pendidikan-tentang-konsep.html
[4] Thohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta, PT Raja Gravindo, 2011(hlm 25)
[5]Drs. Dewa ketut sukardi MBA. MM., Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2008 (hlm 44)
[6] Drs. Samsul Munir Amin, M.A., Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta, AMZAH, 2010 (Hlm. 45)
[7] H. Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto, Managemen bimbingan dan Konseling di SMA, Jakarta, PT. Grasindo Anggota IKAPI, 2005 (hlm 16)

 [H1]Seharusnya hanya dengan kata “penting”
 [H2]Mestinya memakai kalimat pengantar dulu
 [H3]Kata “di” digabung dengan “mulai”
 [H4]Dalam aturan pembuatan makalah, seharusnya memakai aturan tulisan rata anan kiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar